

“Udah umur segini tapi hidup kenapa kerasa stuck ya?” Kalimat itu mungkin udah jadi pengunjung tetap di kepala kamu belakangan ini. Mau tidur kepikiran, bangun tidur tambah kepikiran. Quarter life crisis emang gitu, datengnya nggak pake permisi. Tiba-tiba kamu ngerasa semua orang kayaknya punya pencapaian hidup masing-masing yang hebat. Sementara kamu masih struggling sambil nungguin keajaiban dari semesta.
Biasanya sih, CK Friends, perasaan nggak nyaman tersebut dipicu oleh berbagai aspek kehidupan. Mulai dari karier yang rasanya jalan di tempat, sampai hubungan yang bikin hati bimbang. Semua terasa serba abu-abu, bikin kamu bertanya, "Ini sebenarnya aku lagi ngapain sih?". Nah, beberapa tanda di bawah ini bisa jadi alarm kalau kamu memang sedang menghadapi fase quarter life crisis:
1. Nggak bahagia dengan rutinitas saat ini
Bekerja, kuliah, atau menjalani aktivitas harian, tetapi semuanya terasa kosong. Rutinitas yang semula membanggakan, kini justru terasa membosankan. Hari-hari berjalan tanpa semangat, dan kadang muncul pertanyaan, "Ini sebenarnya hidup yang aku inginkan, atau cuma sekadar bertahan?" Merasa nggak bahagia dengan rutinitas bukan berarti kamu lemah. Justru ini tanda bahwa kamu mulai sadar, hidup bukan hanya tentang mengejar apa yang "seharusnya" dilakukan, tapi juga tentang menemukan makna yang membuatmu benar-benar hidup.
2. Sering mencemaskan masa depan
Melihat teman seumuran sudah meraih banyak hal kadang membuat kita bertanya-tanya, "Kapan giliran aku?" Setiap scroll media sosial, rasanya seperti tertinggal jauh. Akhirnya, kita terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan karier, hubungan, tujuan hidup. Padahal, masa depan tidak selalu harus jelas hari ini. Semua orang punya waktunya masing-masing. Yang penting, kita terus bergerak dan berusaha mengenal diri sendiri lebih baik.
3. Menyadari hidup tidak selalu sempurna
Semakin dewasa, semakin kita mengerti bahwa tidak semua rencana berjalan sesuai harapan. Ada kegagalan, ada perubahan arah, dan ada momen di mana usaha keras tidak selalu membuahkan hasil instan. Ini bukan berarti kamu gagal. Justru di sinilah kehidupan mengajarkan tentang ketahanan, tentang bagaimana tetap bertahan dan mencari makna bahkan ketika dunia tidak berpihak.
4. Prestasi banyak, tapi kenapa tetap hampa?
Gelar akademik, penghargaan, pekerjaan bergengsi yang kamu miliki semua itu pencapaian luar biasa. Tapi kenapa tetap terasa kosong? Karena kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari apa yang kita miliki secara materiil. Ada kebutuhan emosional dan spiritual yang perlu diisi. Bukan hanya soal "apa" yang kita capai, tapi "kenapa" kita menjalaninya.
Baca juga:
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Quarter life crisis memang terasa berat, tapi percayalah, ini bukan sesuatu yang harus kamu lalui sendirian. Ada banyak hal kecil yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi masa-masa ini dengan lebih tenang.
1. Berhenti Membandingkan Diri
Setiap orang punya jalannya masing-masing. Apa yang terlihat sempurna di hidup orang lain belum tentu benar-benar bahagia. Stop scrolling media sosial hanya untuk membandingkan diri. Fokuslah pada apa yang sedang kamu bangun, sekecil apa pun itu.
2. Kenali Apa yang Kamu Rasakan
Kadang kita merasa cemas, lelah, marah, atau kecewa, tapi tidak tahu apa sumbernya. Luangkan waktu untuk bertanya ke diri sendiri: "Apa sebenarnya yang gue rasakan? Kenapa gue merasa kayak gini?". Jangan takut menghadapi emosi kamu. Menyadari perasaan adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan lebih baik.
3. Tentukan Ulang Arti ‘Sukses’ Versimu
Sukses itu nggak harus sama untuk semua orang. Bagi sebagian orang, sukses berarti punya rumah sendiri. Bagi yang lain, bisa hidup tenang tanpa drama juga sudah cukup. Definisikan ulang arti sukses buat dirimu sendiri. Ini akan membantumu membuat keputusan yang lebih sesuai dengan hati, bukan tekanan dari luar.
4. Mulai dari Hal-Hal Kecil
Nggak perlu langsung punya jawaban besar soal hidup. Mulailah dari hal kecil yang kamu sukai: ikut workshop, belajar skill baru, atau sekadar jalan-jalan menikmati sore. Terkadang, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang terasa biasa saja.
5. Jangan Ragu Minta Bantuan
Kalau merasa overwhelmed, jangan sungkan untuk cari bantuan. Curhat ke teman, ngobrol dengan mentor, atau bahkan konsultasi ke profesional kalau memang perlu. Minta bantuan bukan berarti kamu lemah, justru itu bukti kamu berani memperjuangkan kesehatan mentalmu.
6. Beri Diri Sendiri Waktu untuk Beristirahat
Kamu nggak harus produktif setiap saat. Kadang, istirahat justru bagian penting dari proses bertumbuh. Kasih diri kamu izin untuk beristirahat, menikmati hal-hal sederhana, dan recharge energi tanpa rasa bersalah.
Nah CK Friends, ingat ya, quarter life crisis bukan tanda bahwa kamu gagal. Ini adalah bagian alami dari perjalanan menemukan siapa dirimu sebenarnya. Dan kamu berhak untuk menjalani proses ini dengan lebih santai, penuh kasih ke diri sendiri. Kalau pikiran mulai terasa berat, mungkin sudah waktunya memberi diri sendiri "break". Ajak teman-temanmu untuk sekadar ngobrol santai, berbagi cerita, dan menikmati waktu bersama. Yuk, nongkrong sambil ngemil Combo Burger Crispy Chicken + Iced Americano favorit di Circle K! Temukan energi baru, tawa, dan semangat di tengah perjalanan menemukan diri sendiri. Kadang, solusi terbaik datang dari momen sederhana bareng orang-orang terdekat.