Kebab merupakan salah satu makanan yang paling banyak dikenal di seluruh dunia. Kebab adalah makanan yang memiliki akar dari masakan kuno Timur Tengah, di mana daging dipanggang di atas api terbuka. Istilah "kebab" berasal dari bahasa Arab "kabab", yang berarti "digoreng" atau "dibakar".
Metode masak ini merupakan cara yang efisien bagi suku-suku nomaden di Timur Tengah pada masa lalu. Kebab kemudian menyebar ketika budaya Timur Tengah meluas, dan setiap daerah memiliki kebab yang sesuai dengan preferensi lokal dan tradisi kuliner mereka. Kebab juga memiliki peranan penting dalam konteks sosial dan budaya.
CK Friends penasaran dengan sejarah dan macam jenis kebab? Yuk, kita simak artikelnya!
1. Turki, tanah kelahiran kebab
Kebab memiliki sejarah panjang di Turki, dengan bukti arkeologis daging yang ditusuk dan dipanggang sejak abad ke-9 SM. Orang Turki termasuk yang pertama kali menyempurnakan seni memanggang daging tusuk, yang akhirnya menjadi makanan pokok mereka.
Seiring berjalannya waktu, kebab menjadi simbol keramahtamahan dan disajikan pada acara-acara khusus dan pertemuan. Dua kebab Turki yang paling terkenal adalah Shish Kebab dan Doner Kebab. Shish Kebab, yang berarti ditusuk dan dipanggang, adalah kebab klasik Turki yang menampilkan daging berbentuk kubus yang dibumbui, sering kali dengan sayuran, yang dimasak dengan tusuk sate.
Doner Kebab, di sisi lain, dibuat dengan daging berbumbu yang ditumpuk di atas ludah vertikal dan dipanggang. Irisan tipis kemudian diserut dan disajikan dalam pita atau roti pipih dengan sayuran dan saus.
2. Pengaruh Mediterania di Yunani
Orang Yunani diperkenalkan dengan kebab pada masa Kekaisaran Ottoman, yang berkuasa di Yunani selama sekitar 400 tahun. Kebab versi Yunani mencerminkan pengaruh Mediterania, dengan penggunaan minyak zaitun, jus lemon, dan rempah-rempah lokal.
Souvlaki, versi Yunani dari Shish Kebab, terbuat dari daging berbentuk dadu yang dibumbui, biasanya daging babi atau ayam, yang dipanggang dengan tusuk sate. Gyros, mirip dengan Doner Kebab, menampilkan daging yang dibumbui dan dibumbui yang dimasak di atas panggangan vertikal, kemudian disajikan dalam roti pita dengan saus tzatziki, tomat, dan bawang.
3. Kebab Kerajaan Iran
Kebab memiliki tempat khusus dalam kuliner Persia, sejak zaman Kekaisaran Achaemenid (550-330 SM). Kebab sering disajikan pada jamuan makan dan upacara kerajaan, yang akhirnya menjadi bagian integral dari budaya Iran.
Kabab Koobideh, kebab Iran yang populer, terbuat dari daging giling, biasanya daging domba atau daging sapi, dicampur dengan parutan bawang dan rempah-rempah. Dipanggang dengan tusuk sate dan sering disajikan dengan nasi dan tomat panggang. Jujeh Kabab, kebab ayam yang dibumbui dan dipanggang, biasanya disajikan dengan nasi dan sayuran panggang.
4. Koneksi rute rempah dan kebab di India-Pakistan
India diperkenalkan dengan kebab melalui invasi Islam dan pendirian Kekaisaran Mughal pada abad ke-16. Perpaduan tradisi kuliner India dan Persia menghasilkan varian kebab yang unik. Penggunaan rempah-rempah aromatik, bumbu, dan bahan-bahan lokal menjadi ciri khas kebab India dan Pakistan.
Seekh Kebab, terbuat dari daging giling berbumbu yang dicampur dengan cincangan bawang dan rempah-rempah, dipanggang atau dimasak dalam tandoor (oven tanah liat). Sedangkan Shami Kebab terbuat dari daging cincang, lentil, dan rempah-rempah yang dibentuk menjadi roti dan digoreng.
Circle K sendiri memiliki dua jenis doner kebab, yaitu beef kebab dan crispy chicken kebab. Setelah membaca artikel di atas, CK Friends pasti ingin segera memakan kebab ‘kan? Makanya, segera datangi store Circle K terdekat atau memesannya melalui CK Shopping App. CK Friends bisa memilih antara beef kebab atau crispy chicken kebab, atau bahkan keduanya loh!